
Gerhana bulan merupakan fenomena langka yang terjadi pada tanggal 26 Mei 2021. Peristiwa ini terjadi karena cahaya matahari terhalang bumi sehingga tidak semua cahaya sampai ke bulan. Maka, posisi bulan dan bumi serta matahari berada pada sat ugaris lurus. Gerhana bulan total ternyata memiliki banyak keistimewaan.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejumlah wilayah di Indonesia dapat melihat fenomena tersebut. Untuk Wilayah Barat Indonesia gerhana bulan dapat diamati pada pukul 18.46 WIB. Sementara untuk Wilayah Tengah Indonesia puncak gerhana da[pat dilihat langsung tanpa alat bantu optic pada pukul 19.46 WITA. Selain itu, untuk Wilayah Timur Indonesia gerhana bulan dapat dilihat pada pukul 20.46 WIT.
Tanggal 26 Mei 2021 lalu, telah terjadi terjadi Gerhana Bulan Penuh, atau di kenal sebagai Super Blood Moon. Banyak orang yang mengabadikan moment langka ini, namun ada juga beberapa masyarakat masih mempercayai sejumlah mitos yang berkembang secara turun-temurun.
Inilah sejumlah mitos apa saja yang berkembang di masyarakat dan masih dipercayai dibelahan dunia hingga saat ini.
▪BULAN SEDANG TERLUKA :
Di bagian utara California, ada Suku Hupa yang mempercayai bahwa gerhana bulan tersebut merupakan kondisi bulan yang sedang terluka karena pada saat terjadi gerhana bulan cahaya yang dipancarkan berwarna merah.
▪TUHAN MARAH :
Dalam masyarakat Yunani kuno Gerhana Bulan dipercayai sebagai akibat dari kemarahan Tuhan. Dimana merupakan pertanda akan terjadi sebuah bencana yang besar, dalam bahasa Yunani, Gerhana dapat diartikan sebagai enclipse atau ekleipsis yang berarti ditinggalkan.
▪BULAN DAN MATAHARI SEDANG BERTEMPUR :
Masyarakat Batammaliba di Togo dan Benin di daerah Afrika memcayai, bahwa di langit sedang ada pertempuran antar bulan dan matahari. Oleh karena itu masyarakat Batammaliba biasanya melakukan sebuah ritual untuk mendamaikan kembali agar gerhana segera berhenti. (Ozi dan Anna Oktavia)